Meditasi Bersama Frithjof Schuon

Oleh Ronggolawe Ireng


Judul | Advice to the Serious Seeker: Meditations on the Teaching of Frithjof Schuon
Penulis | James S. Cutsinger
Penerbit | State University of New York Press
Tahun terbit | April, 1997
Tebal halaman | 225
ISBN | 9780791432501


Schuon, selain salah seorang pemikir metafisik jelimet abad 20, dia juga seorang guru (mursyid) tarekat. Dia mendirikan tarekat yang bernama al-Maryamiyyah. Nama Maryam berasal, menurut murid-muridnya, dari Bunda Maryam sendiri. Pada suatu waktu, ketika Schuon berkontemplasi, Schuon didatangi Bunda Maryam/Maria. Bunda memberikan doa khusus kepadanya. Kelak doa itu menjadi doa pamungkas tarekatnya. Doa yang hanya diberikan kepada muridnya yang telah mencapai tingkat tertentu.


Sebagai seorang guru spiritual, dia banyak memberikan wejangan bagi para sālikūn atau pencari di jalan spiritual untuk mengenali Sang Prinsip, baik itu yang berada di dalam diri seseorang maupun alam semesta. Murid-murid spiritual Schuon berasal dari berbagai agama. James Cutsinger merupakan salah seorang muridnya yang berasal dari tradisi Kristiani. Posisi Cutsinger dalam tradisi Schunonian bisa diserupakan dengan Seyyed Hossein Nasr. Yang satu menyeru ajaran perennial melalui Kristiani, yang satu lagi melalui Islam.

Dalam buku ini, Cutsinger mendedah bagaimana seseorang pencari berkontemplasi dengan tepat berdasarkan ajaran Schuon. Ditulis dengan bahasa tidak sejelimet sang mahaguru, F. Schuon, buku ini memiliki keuntungan sendiri dalam konteks akses suatu upaya pembacaan filsafat perennial. Cutsinger bisa sampai menuliskan buku ini lantaran banyak orang bertanya padanya soal pencarian spiritual. Pertanyaan wajar belaka bagi seorang profesor dalam bidang telaah agama.

Buku ini dibagi ke dalam 4 bab, Pembagian tersebut mengikuti 4 hal yang selalu ditekankan Schuon dalam banyak bukunya, yakni Kebenaran (the Truth/al-Haqq), Kebajikan (Virtue), Keindahan (Beauty), dan Doa (Prayer). Bagi Schuon satu-satunya tujuan sang pencari adalah Kebenaran. Sang pencari harus berangkat dari Kebenaran dan berakhir pada Kebenaran. Dan, seperti yang dikatakan Schuon, jalan menuju Kebenaran itu banyak, sebanyak manifestasi Kebenaran itu sendiri.

Kebajikan dimaksud Schuon adalah bagaimana seseorang bertindak sesuai dengan atribut dari Kebenaran itu sendiri. Misalnya, salah satu manifestasi Kebenaran adalah Keindahan. Sesuatu akan menjadi Bajik jika ia berkesesuaian dengan Keindahan. Silakan simak pendapat Schuon berikut soal doa: Menjadi manusia berarti menjadi terkoneksikan dengan Tuhan. Kehidupan tidak memiliki makna tanpa ini. Doa dan keindahan, tentu saja; karena kita hidup di antara bentuk-bentuk dan tidak mengawang. Keindahan jiwa pertama, dan kemudian keindahan simbol-simbol di sekitar kita.

Jika Anda rindu akan jalan spiritual, tidak ada salahnya jika buku ini dimasukkan ke dalam daftar bacaan Anda, atau jika Anda sedang mendalami tradisi filsafat perennial, terutama pemahaman Schuon akan spiritualitas, buku ini perlu disimak.

0 komentar:

Posting Komentar

Kami mengucapkan terima kasih atas komentar yang Anda berikan.