Masyarakat Spectacle

Oleh Ronggolawe Ireng
Judul | The Society of the Spectacle
Penulis | Guy Debord 
Penerjemah | Donald Nicholson-Smith (dari Prancis ke Inggris)  Penerbit | University Of Chicago Press 
Tahun Terbit | 23 September 1995 
Tebal Halaman | 154   
ISBN | 9780942299793
Guy Debord merupakan eksponen Situationist International (SI), kelompok avant garde radikal dari Prancis. Orang-orang SI sangat sulit untuk disebut sebagai seniman, budayawan, pemikir, aktivis, jika kesemua atribut itu dilihat sebagai pemisah. Seperti yang sering didengar: “Saya ini budaywan, urusan politis biarlah para aktivis itu yang mengurusnya”. Persis seperti itulah yang hendak ditolak kalangan SI, di mana Debord berada di dalamnya. 



Sama seperti penolakan kalangan SI akan reifikasi, dalam buku ini, Debord juga menekankan hal serupa. Debord dengan khas mendedah soal alienasi, kapital, dan reifikasi yang meresap di dalam kehidupan harian masyarakat. Debord menyodorkan unit informasi analisis untuk soal itu, yang dia sebut sebagai Spectacle.

Di Indonesia, spectacle kadang diterjemahkan sebagai melulu tontonan. Jika kita melihat dalam kamus Debord, padanan kata spectacle dengan tontonan bisa menghilangkan hal penting dari rumusannya itu, yakni bahwa dalam suatu tontonan yang terdiri penonton dan ditonton itu, semua elemennya saling menjadi subjek sekaligus objek. Penonton juga ingin ditonton oleh yang ditonton. Yang ditonton oleh penonton itu juga ingin ditonton sebagai ditonton yang menonton.   Spectacle adalah relasi sosial yang dimediasi oleh citra, kata Debord dalam buku ini. Ketika seseorang berinteraksi dalam ranah sosial, perjumpaan sosial itu terjadi bukan karena pandangan ontologis bahwa manusia itu adalah makhluk sosial, melainkan karena ada citra sebagai mediatornya. Temu ramah komunitas blogger tidak akan terjadi jika tidak ada blogger, kumpul-kumpul pecinta komik juga tidak akan terjadi jika tidak ada komik sebagai mediumnya. Interaksi itu terjadi bukan karena manusia adalah manusia, melainkan manusia yang ngeblog, manusia yang ngomik.
Meski Debord membangun rumusan konseptualnya sekitar 4 dekade lalu dan pada masyarakat Prancis, nilai relevansinya masih terasa cukup untuk dibincangkan sebagai salah pendekatan dalam melihat masalah.
Lantaran buku ini antihakcipta (anti-copyright), bagi yang mau mengunduhnya silakan klik ini untuk yang bahasa Inggris atau ini untuk bahasa Prancis. Tinggal pilih saja!

0 komentar:

Posting Komentar

Kami mengucapkan terima kasih atas komentar yang Anda berikan.